Arifah Rizqi Ramadhani
Teori
Sosiologi Modern A
Prodi
Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Implementasi Solidaritas Sosial Emile Durkheim
Menjadi
salah satu pencetus sosiologi modern, David Emile Durkheim- atau lebih dikenal
sebagai Emile Durkheim memang terkenal dengan teori atau gagasan – gagasannya
yang berhubungan dengan kehidupan sosial atau fenomena sosial pada masa modern.
Durkheim yang lahir pada tanggal 15 April 1858 di Epinal, Prancis yang berada
di Lorraine merupakan anak dari keluarga Yahudi yang saleh. Ia ditunjuk untuk
meneruskan tradisi keluarganya yaitu menjadi seorang Rabi- pendeta Yahudi. Pendidikan
awal Durkheim yaitu di sekolah agama Yahudi (Rabbinical School)- sebuah sekolah
yang diarahkan untuk mendalami ilmu agama dan belajar ilmu kerabian. Namun hal
itu hanya sementara, karena Durkheim kemudian memutuskan untuk pindah ke
sekolah umum dan memilih untuk tidak menjalankan tradisi keluarganya menjadi
seorang Rabi.
Pada
tahun 1879, Durkheim melanjutkan studinya di Ecole Normale Superieure, sebuah
kampus yang terkenal prestisius bersama dengan Henri Bergson dan Jean Jaures
yang merupakan tokoh besar intelektual Prancis. Di kampus itulah, Durkheim mulai
tertarik dengan pendekatan ilmiah masyarakat secara sosial sehingga membuat Durkheim
tertarik melakukan penelitian yang berkaitan tentang hubungan kepribadian
individu dengan solidaritas sosial.
Tokoh
yang mempengaruhi jalan pemikiran Durkheim dalam menciptakan teori atau gagasan
– gagasannya antara lain yaitu Auguste Comte mengenai pendekatan - pendekatan
sosiologi, Saint Simon, Ernest Renan dan gurunya di perguruan tinggi ENS yaitu,
Fustel de Coulanges. Selain tokoh – tokoh tersebut, terdapat fenomena sosial
yang juga menjadi dasar pemikiran Emile Durkheim seperti Revolusi Prancis, yang
pada saat itu sedang terjadi krisis moralitas masyarakat yang menyebabkan
pemaksaan dalam pembagian kerja (Durkheim menyebutnya sebagai
solidaritas) sehingga mengancam moralitas sosial dan membutuhkan penataan
moralitas yang baru.
Semasa
hidupnya, Emile Durkheim sudah banyak sekali melakukan penelitian, salah satu
penelitiannya yaitu mengenai solidaritas sosial. Penjelasan mengenai
solidaritas sosial terdapat dalam bukunya yang berjudul “The Division of
Labour in Society” yang pertama kali dipublikasikan pada tahun 1893. Dan pada
saat menulis buku tersebut, Durkheim menempatkan dirinya ke dalam tradisi atau
aliran positivisme. Saya mengenal solidaritas sosial setelah membaca buku karya
Steven Lukes yang berjudul “Emile Durkheim: His Life and Work”. Dalam
buku tersebut menjelaskan bahwa Durkheim membagi solidaritas sosial menjadi
dua, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik (Lukes, 1972: 147). Solidaritas
adalah perasaan senasib dan saling percaya dalam suatu hubungan sosial.
Durkheim
mendefinisikan solidaritas mekanik sebagai solidaritas yang generalis (umum)
berdasarkan kemiripan atau homogen dan secara langsung menghubungkan individu
dengan masyarakat, sedangkan solidaritas organik yaitu sebuah ikatan yang
disatukan berdasarkan perbedaan-perbedaan yang ada dalam masyarakat (Lukes,
1972: 149-157). Solidaritas mekanik dicontohkan Durkheim seperti masyarakat
primitive atau desa yang memiliki rasa kesadaran kolektif yang tinggi (kuat)
yaitu, pemahaman, norma, dan kepercayaan bersama dalam bermasyarakat. Sedangkan
solidaritas organik dicontohkan seperti masyarakat modern, yang terbagi dari
pembagian kerja yang berbeda, memiliki tugas serta tanggung jawab yang berbeda
namun dalam perbedaan tersebut masyarakat bersatu untuk membentuk ikatan
solidaritas.
Menurut
pemahaman saya, solidaritas ini semacam hubungan individu atau masyarakat yang
dihasilkan berdasarkan rasa kepercayaan, rasa senasib sepenanggungan dalam
masyarakat. Solidaritas mekanik menurut saya yaitu suatu ikatan sosial yang
didasarkan pada kesadaran kolektif seperti pengalaman yang sama, pekerjaan yang
sama, norma ataupun kepercayaan yang sama. Sedangkan solidaritas organik yaitu
ikatan sosial yang kompleks- terdiri dari beberapa bagian atau perbedaan namun
saling ketergantungan sehingga dapat terjalin menjadi satu kesatuan.
Solidaritas mekanik dicontohkan seperti masyarakat desa yang homogen, yaitu
memiliki rasa kebersamaan yang masih sangat erat atau dijunjung tinggi. Solidaritas
organik dicontohkan seperti pembagian pekerjaan dalam masyarakat perkotaan yang
heterogen atau berbeda-beda.
Solidaritas
sosial oleh Emile Durkheim dapat dicontohkan seperti berikut, yaitu Solidaritas
mekanik contohnya adalah seluruh warga kampus UIN Sunan Kalijaga, memiliki visi
dan misi yang sama. Dengan kesamaan visi dan misi tersebut- sebagai warga
kampus kita dapat meningkatkan solidaritas kita sehingga dapat ikut serta
membangun dan memajukan UIN Sunan Kalijaga. Sedangkan contoh solidaritas
organik yaitu, di dalam kampus UIN Sunan Kalijaga terdiri dari berbagai
Fakultas yang berbeda-beda, dan dalam fakultas tersebut terdapat bermacam-macam
prodi beserta mata kuliah yang berbeda pula. Pembagian dan perbedaan peran
itulah yang menjadikan UIN Sunan Kalijaga menjadi satu kesatuan yang apik.
Referensi
Calhoun,
Craig, Joseph Gerteis, dkk. (2007). Classical Sociological Theory (Second
Edition). UK: Blackwell Publishing Ltd.
Durkheim,
Emile. (1984). The Division of Labour in Society. London: The MacMillan
Press Ltd.
Hasan,
Zainul. (2015). Solidaritas Komunitas Waria dan Respon Masyarakat di
Kelurahan Panjaringansari Kecamatan Rungkut Kota Surabaya. UIN Sunan Ampel,
Surabaya, Indonesia. (Tesis tersedia di http://digilib.uinsby.ac.id/4176/)
Lukes,
Steven. (1972). Emile Durkheim: His Life and Work (a Historical and Critical
Study). USA: Harper & Row, Publisher.
Ritzer,
George. (2011). Sociological Theory (Eight Edition). New York:
McGraw-Hill Companies, Inc.
Wati,
Tatik Sri Mega. (2015). Gotong Royong Dalam Masyarakat Plural: Studi Tentang
Solidaritas Masyarakat Beragama Islam Dengan Beragama Hindu di Dusun Bongso
Wetan Desa Pangalangan Kecamatan Menganti Kabupaten Gresik. UIN Sunan
Ampel, Surabaya, Indonesia. (Tesis tersedia di http://digilib.uinsby.ac.id/2831/)
Komentar
Posting Komentar