Skema AGIL Talcott Parsons

Arifah Rizqi Ramadhani

Teori Sosiologi Modern A

Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

Skema AGIL Talcott Parsons

 


Parsons lahir di Colorado Springs, Colorado, Amerika Serikat pada tanggal 13 Desember 1902 dengan nama Talcott Parsons dan meninggal di usianya yang ke 76 tahun pada tanggal 8 Mei 1979. Parsons merupakan anak dari seorang pendeta yang kemudian menjadi seorang presiden Marietta College di Ohio. Pada saat menjadi mahasiswa di Amherst College, Parsons mempelajari filosofi dan biologi serta berkarir di bidang kedokteran. Dan setelah mendapatkan gelar sarjananya, Parsons mulai tertarik di bidang ilmu sosial- hal itulah yang kemudian membawanya untuk melanjutkan kuliah pascasarjana di London School of Economics. Dalam karirnya di bidang sosiologi, Parsons dipengaruhi oleh beberapa tokoh sosiologi lain seperti Bronislaw Malinowsky, Max Weber dan Emile Durkheim.

Talcott Parsons adalah sosiolog asal Amerika yang berkontribusi dalam teori fungsionalisme structural. Teori fungsionalisme structural milik Parsons merupakan pengembangan dari fakta sosial Emile Durkheim. Parsons mengembangkan skema AGIL untuk melengkapi hubungan dengan teori fungsionalisme structural. Menurut Parsons, terdapat empat fungsi penting dalam sistem tindakan yaitu Adaptation, Goal attainment, Integration, dan Latency- atau yang disingkat sebagai skema AGIL. Saya mengenal skema AGIL dari buku karya George Ritzer yang berjudul “Sociological Theory”.

Dalam buku tersebut, menjelaskan makna dari skema AGIL yaitu 1). Adaptation atau adaptasi, berarti sebuah sistem harus menanggulangi situasi eksternal yang gawat, 2). Goal attainment atau pencapaian tujuan, berarti sebuah sistem harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya, 3). Integration atau integrasi, berarti sebuah sistem harus mengatur antarhubungan bagian-bagian yang menjadi komponennya, 4). Latency atau pemeliharaan pola, berarti sebuah sistem harus melengkapi, memelihara, dan memperbaiki motivasi individu dan pola-pola budaya yang menciptakan dan mempertahankan motivasi (Ritzer, 2018: 319).

Menurut pemahaman saya, skema AGIL digunakan sebagai dasar untuk menjalankan sistem tindakannya dalam bermasyarakat. Dalam skema adaptasi, suatu sistem yang ada dalam masyarakat akan dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila sistem tersebut telah melakukan penyesuaian dengan masyarakat. Dengan adanya penyesuaian, masyarakat dapat menerima kebiasaan baru yang kemudian menyebabkan sistem sosial tersebut dapat diterima dan berjalan dengan baik. Pemahaman saya mengenai skema goal attainment atau pencapaian tujuan adalah suatu sistem sosial pasti mempunyai tujuan. Dengan adanya tujuan dalam sebuah sistem dibutuhkan usaha untuk mencapai tujuan tersebut sehingga sistem sosial dalam masyarakat akan tetap bertahan dan berjalan dengan baik. Skema integrasi menurut saya berarti sebuah sistem memerlukan kerjasama atau penggabungan antar pelaku sistem sosial agar menjadi satu kesatuan yang dapat mengelola dan menjalankan sistem dengan baik. Sedangkan skema latency atau pemeliharaan pola berarti upaya untuk menjaga suatu sistem yang telah terbentuk agar tetap bertahan dan berjalan.

Contoh penerapan skema AGIL Talcott Parsons yaitu adanya pandemic Covid-19 yang belum juga usai dan mereda, menyebabkan pemerintah Indonesia mengeluarkan perintah untuk menerapkan new normal yaitu membiasakan masyarakat dengan kebiasaan baru seperti memakai masker saat keluar rumah, menjaga jarak, tidak berkumpul dengan banyak orang dan sering mencuci tangan. Penerapan new normal oleh pemerintah bertujuan untuk menyelamatkan kegiatan perekonomian di Indonesia yang semula berhenti agar tetap berjalan. Selain itu, new normal diterapkan untuk menekankan laju pertumbuhan Covid-19. Tujuan tersebut dapat berjalan apabila masyarakat Indonesia mau menjalankan dan menerapkan new normal yang diperintahkan oleh pemerintah. Namun, jika masyarakat tidak menerapkan new normal maka semua tidak akan berjalan dengan lancar dan tujuan tidak akan pernah tercapai. Saat masyarakat telah beradaptasi melakukan penerapan new normal, masyarakat telah bekerja sama menerapkan new normal dan tujuan dari new normal juga telah tercapai, maka diperlukan upaya untuk menjaga sistem baru yang telah terbentuk agar tetap bertahan dalam waktu yang lama.

Dalam contoh tersebut skema Adaptasi dicontohkan dengan pemerintah membuat penerapan baru yaitu new normal (memakai masker, jaga jarak, sering cuci tangan). Dengan begitu masyarakat perlu beradaptasi dengan new normal. Skema Goal attainment atau pencapaian tujuan dicontohkan dengan tujuan new normal yaitu menyelamatkan kegiatan perekonomian di Indonesia yang semula berhenti agar tetap berjalan dan untuk menekankan laju pertumbuhan Covid-19. Dengan begitu diperlukan upaya agar tujuan tersebut dapat tercapai. Dalam skema Integrasi dicontohkan dengan kerjasama perintah dan masyarakat dalam menerapkan new normal. Dan terakhir, skema Latency atau pemeliharaan pola dicontohkan dengan penjagaan sistem baru (new normal) yang telah terbentuk agar bertahan dalam waktu yang lama.

 

Referensi

 

Gerhardt, Uta. (2002). Talcott Parsons: An Intellectual Biography. United Kingdom: The Press Syndicate of the University of Cambridge.

Jam’a, Ifadatul. (2015). Pesantren dan Pengajian Ta’aruf Studi Tentang Eksistensi Biro Jodoh di Pondok Pesantren Mahasiswa Al-Jihad Surabaya. Thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya. (Tesis tersedia di: http://digilib.uinsby.ac.id/3955/)

Imam, Nawawi. (2016). Perubahan Sosial Dalam Bidang Ekonomi Di Desa Payaman Kecamatan Ngraho Kabupaten Bojonegoro. Thesis, UIN Sunan Ampel Surabaya. (Tesis tersedia di: http://digilib.uinsby.ac.id/13591/)

Parsons, Talcott. (1982). Talcott Parsons on Institutions and Social Evolution: Selected Writings. Edited by: Leon H. Mayhew. Chicago: The University of Chicago Press.

Ritzer, George & Jeffrey Stepnisky. (2018). Sosiological Theory (10th edition). California: SAGE Publications, Inc.


Komentar