Arifah Rizqi Ramadhani
Teori Sosiologi Modern A
Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Menelusur Fungsi-Disfungsi Manifes dan Laten dalam Analisis Fungsional
Robert K Merton
Robert King Merton (biasa disingkat Robert K Merton) merupakan seorang ahli teori sosiologi asal Amerika yang sangat berpengaruh dan juga merupakan seorang inovator dalam metode penelitian empiris. Merton lahir pada tanggal 4 Juli 1910 di Philadelphia dengan nama asli Meyer Robert Schkolnick- hingga akhirnya berganti nama menjadi Robert K Merton. Berlatarbelakang anak tukang kayu yang hidup serba kekurangan tak membuatnya patah semangat dalam belajar. Karena kepandaiannya, Merton berhasil mendapatkan beasiswa di Temple University dan menjadi asisten peneliti di bawah bimbingan George E. Simpson. Mulai dari sanalah, Merton tertarik dengan Sosiologi.
Dalam mengembangkan pemikirannya, tentu saja Merton dipengaruhi oleh tokoh-tokoh sosiolog hebat lainnya- seperti halnya model analisis fungsional Merton yang merupakan hasil pengembangan dari pemikiran tokoh sosiologi klasik milik Emile Durkheim dan Georg Simmel. Selain itu ada banyak tokoh lain yang juga ikut berkontribusi dalam melatarbelakangi pemikiran Merton seperti P.A Sorakin yang mengarahkan Merton pada pemikiran sosial Eropa, Talcott Parson yang juga sama-sama mengembangkan teori fungsionalisme, juga ada Gilbert Muray, L.J Henderson, E.F Gay, Georg Sarton, dan Paul F. Lazarsfeld
Analisis fungsional melihat masyarakat sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan dan saling melengkapi dalam keseimbangan, sehingga bagian-bagian tersebut akan berfungsi (positif) dalam masyarakat. Robert K Merton mengemukakan pendapat bahwa dalam system sosial seharusnya tidak boleh mengabaikan sebab-sebab negative dan hanya terpusat oleh sebab-sebab positif saja. Hal ini dikarenakan dalam suatu fakta sosial dapat pula mengandung sebab negative bagi fakta sosial lainnya. Sebab negative itu oleh Merton disebut disfungsi. Selain itu, Merton juga mengenalkan istilah manifes dan laten. Saya mengenal istilah Fungsi-Disfungsi Manifes dan Laten dari buku karya Robert K. Merton yang berjudul “Social Theory and Social Structure (1968, Enlarged Edition)”.
Pada bab “Manifest and Latent Function” dalam buku tersebut Robert K Merton menjelaskan bahwa fungsi adalah suatu konsekuensi yang memuat adaptasi atau penyesuaian dari suatu system tertentu. Sedangkan disfungsi adalah konsekuensi yang diamati- yang mengurangi adaptasi (sebab negative) dalam penyesuaian suatu system. Di dalam buku dan bab yang sama, Merton menjelaskan mengenai fungsi manifes sebagai konsekuensi objektif yang berkontribusi pada penyesuaian atau adaptasi dari suatu system yang dimaksudkan dan dikenali oleh ‘peserta’ dalam system. Sedangkan fungsi laten secara korelatif sebagai fungsi yang tidak dimaksudkan atau dikenali. Fungsi manifes dan laten menjadi tambahan penting dalam analisis fungsional. Keduanya- baik manifes dan laten- juga bisa mendatangkan disfungsi pada suatu sistem.
Dari penjelasan Robert K Merton tersebut, saya berpendapat bahwa dalam suatu system sosial apa yang diyakini benar belum tentu sepenuhnya benar. Karena apa yang kita yakini benar, bisa jadi buruk menurut pihak lain. Sama halnya dengan fungsi dan disfungsi yang dijelaskan oleh Robert K Merton. Selalu ada dua sisi yang bertentangan namun saling berhubungan, yaitu sisi positif dan sisi negative. Selanjutnya mengenai fungsi manifes dan laten, secara sederhana saya berpendapat bahwa fungsi manifes ini ibarat fungsi yang diharapkan atau direncanakan dalam suatu sistem. Sedangkan fungsi laten adalah fungsi yang tidak diharapkan atau direncanakan dalam suatu sistem.
Contoh mengenai fungsi-disfungsi manifes dan laten dari Robert K Merton ini yaitu saya memiliki sebuah café di pusat kota. Saya akan mendekorasi ulang café saya- yang semula biasa saja- menjadi café yang kekinian atau istilah kerennya instagramable, baik dari segi ruang atau gaya café, segi bahan dan rasa makanan sampai dengan food plating yang menarik. Hal itu saya maksudkan agar menjadi cafe yang lebih berkualitas. Setelah didekorasi ulang dan dibuka kembali cafe dengan wajah baru, popularitas cafe saya menjadi meningkat. Cafe saya banyak dicari oleh para food hunter dan mendatangkan pelanggan baru. Dari contoh diatas, fungsi manifes terletak pada ‘keinginan saya mendekorasi ulang cafe agar menjadi lebih berkualitas.’ Sedangkan fungsi laten terletak pada bagian “meningkatnya populeritas cafe” karena hal itu tidak menjadi bagian dari sesuatu yang saya rencanakan.
Di lain sisi, hal yang saya lakukan bisa jadi menjadi disfungsi (kerugian). Hal ini dikarenakan pendekorasian ulang cafe menyebabkan harga menu juga mengalami perombakan (lebih mahal dari sebelumnya). Seperti slogan yang sangat terkenal yaitu “ada harga ada kualitas’, maka untuk meningkatkan kualitas cafe baik segi rasa dan tampilan juga membutuhkan biaya yang lebih mahal. Sehingga sasaran pelanggan yang semula untuk ‘semua kalangan’, berubah hanya untuk ‘para sosialita’ saja. Hal ini bisa jadi menyebabkan kerugian cafe karena penurunan pelanggan.
Referensi
Adibah, Ida Zahara. (2017). Struktural Fungsional Robert K Merton: Aplikasinya Dalam Kehidupan Keluarga. Inspirasi: Jurnal Kajian dan Penelitian Pendidikan Islam, 1(2), 177-184.
Calhoun, Craig. (2010). Robert K Merton: Sociology of Science and Sociology as Science. New York: Columbia University Press.
Merton, Robert K. (1968). Social Theory and Social Structure. New York: The Free Press
Ritzer, George. (2011). Sociological Theory (Eight Edition). New York: The McGraw-Hill Companies, Inc.
Sztompka, Piotr. (1986). Robert K Merton: An Intellectual Profile. London: MacMillan Education Ltd.
Komentar
Posting Komentar