George Herbert Mead, adalah tokoh sosiolog yang terkenal sebagai salah satu pencetus teori Interaksionisme Simbolik- meskipun istilah dari teori Interaksionisme Simbolik ini bukan istilah ciptaannya, melainkan ciptaan Herbert Blumer. Mead merupakan seorang pelopor filsafat pragmatism dan seorang pengajar filsafat di Universitas Chicago yang lahir pada tanggal 27 Februari 1863 di South Hadley, Massachusetts. Pemikiran Mead terpengaruhi oleh evolusi dari Darwin yang menyatakan bahwa manusia akan terus mengalami perubahan dan penyesuaian terhadap tempat ia tinggal. Selain Darwin, Mead juga terpengaruh oleh pemikiran Willian James yaitu tokoh pertama pengembang konsep “self” (diri) serta John Dewey yang merupakan pendukung utama pragmatism yang menyatakan tentang kemampuan unik manusia dalam berpikir. Dari pemikiran tokoh-tokoh tersebutlah Mead mempunyai pandangan tentang Mind, Self, and Society yang berpengaruh dalam interaksi simbolik- dimana dalam berinteraksi manusia akan mengeluarkan symbol yang bermakna (pertukaran dan pemaknaan symbol). Buku Mead yang terkenal berjudul “Mind, Self and Society” sebenarnya bukan tulisannya sendiri melainkan catatan kuliah dari mahasiswa Mead di Universitas Chicago- yang kemudian dibukukan. Fakta menarik dari Mead sebelum mengajar di Universitas Chicago yaitu Mead tidak pernah mendapat gelar magister, hal ini dikarenakan ia melakukan studi di berbagai tempat seperti di Hardvard kemudian di universitas Leipzig dan Berlin.
Awal mula saya mengenal teori Interaksionisme Simbolik dari George Herbert Mead ini yaitu pada semester pertama perkuliahan. Saya yang masih awam tentang dunia per-sosiologi-an mendapatkan ilmu baru dari dosen pengajar mengenai teori-teori sosiologi, salah satunya teori Interaksionisme Simbolik. Setelah itu, saya juga mendapat referensi buku bahasa Inggris yang berjudul “Essentials of Sociology: A Down – to – Earth Approach” (James M. Henslin, 2015) dan “Sociological Theory: Tenth Edition” (2018) dari dosen pengajar. Di buku tersebut menjelaskan sedikit tentang Interaksionisme Simbolik. Karena keterbatasan saya dalam memahami bahasa Inggris, saya menerjemahkan buku tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Dari buku tersebut menjelaskan pendapat Mead mengenai fungsi symbol yang sangat penting (a significant symbol) yaitu symbol dapat berkontribusi untuk memunculkan pikiran dan proses mental. Tiga konsep Mead tentang Mind, Self dan Society menjelaskan bahwa 1). Mind atau pikiran merupakan suatu fenomena sosial yang muncul ketika seseorang melakukan proses sosial (berinteraksi) dengan menggunakan symbol-symbol yang bermakna. Symbol menurut Mead disini adalah isyarat nonverball seperti body language, baju, status, dll dan pesan verbal seperti suara, kata-kata dan lain sebagainya. Melalui penggunaan symbol itu akan melahirkan pemikiran-pemikiran dalam diri. 2). Self atau Diri menurut Mead adalah bentuk dari refleksi diri dan penentu seseorang dalam bersikap. Dari “self” inilah manusia akan mengetahui dirinya sehingga dapat menyesuaikan sikap dan perilaku pada saat melakukan proses sosial dalam bermasyarakat. 3). Society atau Masyarakat menurut Mead berperan penting dalam proses interaksi sosial karena akan melahirkan pranata sosial. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dari sebuah pikiran dapat memungkinkan individu untuk menggunakan symbol agar dapat menciptakan sebuah makna serta dapat menempatkan diri mereka ke dalam posisi yang tepat. Proses penggunaan symbol oleh individu dalam berinteraksi itulah yang akan melahirkan interaksi simbolik. Mead berasumsi, bahwa manusia akan bertindak sesuai interpretasi pikiran mengenai diri mereka terhadap orang lain. Dengan begitu, Interaksionisme simbolik melihat symbol sebagai dasar dari kehidupan sosial. Dalam pemahaman saya, interaksionisme simbolik ini melihat setiap individu atau masyarakat sebagai kumpulan symbol. Masyarakat dapat menggunakan symbol untuk membuat sebuah makna serta dapat menunjukkan kesadaran diri mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain. Sehingga nantinya, individu atau masyarakat dapat menganalisis dan menyesuaikan perilaku atau tingkah lakunya dalam berinteraksi. Seperti yang dikatakan oleh Mead mengenai konsep Mind (Pikiran), Self (Diri) dan Society (Masyarakat), interaksionisme simbolik selalu berhubungan dengan ketiga hal tersebut. Manusia mempunyai kemampuan berpikir yang dapat membedakannya dengan makhluk hidup lain, dengan berpikir manusia dapat merefleksikan dirinya sesuai dengan keadaan diri mereka ditengah-tengah masyarakat.
Dalam hal ini contoh kasus dan analisis dari teori interaksionisme simbolik dalam kehidupan sehari-hari yaitu seperti perbedaan perilaku atau sikap saya (kita) di kampus. Di dalam kampus saya adalah seorang mahasiswa dan anak didik dari dosen pengajar, saya adalah seorang kakak tingkat ataupun adik tingkat dan saya adalah seorang teman bagi teman-teman saya di kampus. Dari ke-3 “saya” inilah sudah dapat dilihat bagaimana perbedaan saya dalam bersikap. Saat menjadi mahasiswa dan anak didik dari dosen pengajar, tentu saya akan bersikap sopan, berkata sesuai “unggah-ungguh” yang benar, berpakaian rapi, dan melakukan hal baik lainnya. Saat saya menjadi seorang kakak tingkat ataupun adik tingkat, saya bisa lebih bersikap santai. Kepada kakak tingkat, saya akan tetap berlaku sopan tetapi tidak se-formal ketika berhadapan dengan dosen. Kepada adik tingkat, saya bisa bersikap santai, ramah atau bahkan bisa terlihat songong sesekali. Ketika saya menjadi teman dari teman-teman saya, saya bisa menjadi diri saya. Berbicara dengan bahasa santai saya sehari-hari, melakukan hal konyol sesekali, dan lain sebagainya.
Referensi
Ahmadi, Dadi. (2008). Interaksi Simbolik: Suatu Pengantar. Jurnal Mediator, 9(2), 301-316.
Derung, T.N. (2017). Interaksionisme Simbolik Dalam Kehidupan Bermasyarakat. SAPA: Jurnal Kateketik dan Pastoral, 2(1), 118-131.
Fauzan, Moch. Hilmi. (2015). Jati Diri Club Motor Honda CB Smile Surabaya, Strategi Mempertahankan dan Pandangan Masyarakat. Tesis, UIN Sunan Ampel Surabaya. (tersedia di http://digilib.uinsby.ac.id/2958/)
Hensline, James, M. (2015). Essentials of Sociology: A Down-to-Earth Approach (11th ed). US: Pearson Education, Inc.
Ritzer, G. & Stepnisky, J. (2018). Sociologycal Theory (10th ed). Los Angeles: SAGE Publications, Inc.
Ritzer, G. & Stepnisky, J. (2018). Classical Sociologycal Theory (7th ed). Los Angeles: SAGE Publications, Inc.
Siregar, N.S.S. (2011). Kajian Tentang Interaksionisme Simbolik. Jurnal Ilmu Sosial-Fakultas ISIPOL UMA, 4(2), 100-110.
Tertanda,
Arifah Rizqi Ramadhani
Teori Sosiologi Modern A
Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar